Sejak tadi magrib hujan tak berhenti, sesekali berubah menjadi hujan rintik rintik seakan akan memberi kesempatan pada orang orang untuk lewat berlalu lalang dijalanan pinggir kota ini, hanya beberapa saaat hujan deras itu lagi turun dengan siaga nya orang orang berlarian menuju tempat persinggahan, di teras teras toko berderet orang orang yang terjebak hujan, ada juga yang tetap memaksa di guyur hujan tak tau karna terpaksa bisa saja tergesa gesa dengan hal yang lebih penting. Para penjual jasa jas hujan dan payung sibuk berputar putar menawarkan dagangannya, berharap ada yang membeli di saat terjebak seperti itu, tawar menawar mulai terdengar, namun ada juga yang duduk hanya menikmati hujan malam itu sambil memantik sebatang rokok di tanganya, berharap hujan segera reda. Jalanan terlihat sedikit sepi, hanya mobil berlalu lalang yang melintas, genangan air ada dimana mana, sesekali mobil orang kaya gas tancap tanpa melihat kiri kanan, air sedikit memuncrat
Terik matahari sangat menyengat siang ini,panas membahana, melintang seakan sampai ke ubun ubun kepala. berdiri saja dari kejauhan patamorgana sangat dekat terlihat di ujung jalan.bagai gelombang dilautan menari nari ingin menghempaskan marah di tepi laut. angin sepoi sepoi pun tak biasa nya tak ada. Sengap hampa seperti di ruang angkasa. Burung burung engan beterbangan dari dahan sambil bertengger memanjakan bulu yang indah, itu lebih menyenangkan dari pada mencari ulat ulat kecil di rerantingan kayu mati itu. Memang hampir sudah tiga bulan cuaca di desa ini kemarau panjang. Pohon pohon saja terlihat berkerut bagai sarang ratu semut. sumur warga mulai mengering, air berubah menguning, butuh waktu yang lama untuk menanti endapan air itu turun, seperti trasering saja..sungai terlihat lebih dangkal dari sebelumnya, jelas terlihat pasir bebatuan di dasar sungai. Bahkan sudah banyak bagian bagian lain hanya pasir